4nd1aan
Jumat, 30 November 2012
Selasa, 06 November 2012
Aksi Pengesahan RUU keperawatan 15 oktober 2012
Perjuangan perawat Indonesia Sekali
lagi terguncak, dari kerasnya tembok raksasa pagar DPR RI perjuangan ini di
teriakan, dilakukan dan di perjelas dari mahasiswa keperawatan , mahasiswa
merupakan agen of change, tonggak kehidupan dan kaum kritis, serta dinamis, sudah selayaknya kita harus
mengambil sesuatu yang sebenarnya menjadi hak kita.
Perjuangan RUU keperawata di mulai dari
tahun 1994 oleh PPNI, perjuangan tersebut berlanjut lagi di tahun 2000 oleh
PPNI dan mahasiswa keperawatan, Disaat para perawat menawarkan RUU Keperawatan
sebagai solusi kejelasan tentang praktik mandiri mereka di Kepmenkes 1239 tahun
2001, pemerintah buru-buru menerbitkan Permenkes 148 tahun 2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik keperawatan. Hal tersebut seolah olah hanyala dalih
mereka untuk menunda dari pengesahan RUU keperawatan, di sisi lain, perjuangan
PPNI dan Mahasiswa Keperawatan kembali di lakukan untuk mendapatkan payung
hukum, pada tahun 2004 RUU keperawatan masuk no. urut ke 160 dalam proglesnas,
pada tahun 2009 RUU keperawatan masuk dalam no urut ke 26, pada tahun 2010 RUU
keperawatan masuk no 18 ke prolegnas,
sekali lagi RUU keperawatan di geser, pemerintah mengusung RUU tenaga kesehatan
atau RUU NAKES, hal tersebut di gunakan sebagai RUU untuk mengalihkan perhatian
ke dalam pengesahan RUU Keperawatan.
15
oktober 2012 mahasiwa keperawatan sekali lagi telah menguncang bumi senayan, 800
lebih mahasiswa keperawatan,dari berbagai daerah, begitu juga kal bar, 7 orang
mahasiswa keperawatan dari berbagi institusi turut ambil andil dalam aksi di
depan kantor DPR RI ini, semua mahasiswa
keperawatan seluruh Indonesia sepakat untuk mendesak pemerintah dalam
pengesahan RUU keperawatan, hingga
akhirnya 10 orang perwakilan mahasiswa di persilakan memasuki gedung DPR dan
bersiskusi hingga 4 anggota Panitia Kerja (Panja) mau menemui mahasiswa
keperawatan, dan menjelaskan tahap tahap proses pengesahan RUU Keperawatan,
serta mengatakan RUU keperawatan sudah 95% selesai tinggal menunggu beberapa
tahap lagi,
apakah
pemerintah buta, apakah dia tida tahu, Perawat sebagai tenaga kesehatan dengan
proporsi terbesar (60%) dan berada di garis terdepan dalam pemberian pelayanan
kesehatan, selama 24 jam secara terus menerus memberikan pelayanan kepada
masyarakat di setiap sudut pelosok negeri ini. survei pada tahun
2010 menemukan bahwa mayoritas perawat menyatakan bahwa kerja sangat berat
karena tidak sesuai dengan tugas dan fungsinya perawat (studi kualitatif).
Sejak tahun 2005 ada 33 kasus
penagkapan perawat yang sedang manjalani pelayanan di 7 Propinsi yang baru
dilaporkan datanya. Tidak ada perlindungan hukum bagi perawat di Puskesmas
karena tidak jelas pengaturan kewenangan dan metode pelimpahan wewenang, begitu
pula perawat yang di rumah sakit juga tidak jauh beda, sering kali yang menjadi
korban dari system yang tidak jelas ini adalah perawat. Lebih dari 80 %
tindakan yang dilakukan oleh Perawat di RS dapat dikatagorikan ilegal karena
tidak jelas pengaturannya. Kesimpulannya tidak ada perlindungan perawat dalam
melakuakan pekerjaan di sarana kesehatan.
Alhamdlilah RUU keperawatan sekarang di
tahun 2012 sudah masuk no urut ke 32 program legislasi nasional DPR dan
sekarang RUU Keperawatan sudah masuk ke Badan legislasi untuk proses sinkronisasi dan harmonisasi. Di badan
legislasi RUU keperawatan per tanggal 25 oktober 2012 masuk urutan ke 11 prioritas yang akan
dibahas baleg.
Jumat, 21 September 2012
anak laut kampung nelayan sui kunyit
Anak anak laut
Berdiri di derasnya hempasan ombang dan hembusan
angin, tidak ada masalah bagi mereka, sebut saja anak anak laut, melalui titian sebatang tiang diantara
gaungan ombang dan teriknya panas yang membakar kulit iu adalah makan sehari hari
yang harus di lalui, mereka anak anak laut yang pemberani dari sui kunyit,
membentang di luasnya hambaran air untung menggenggam puluhan bahkan ratusan kilo udang untuk di
jual ke berbagai kota, melalui alat yang di sebut togok yang terbuat dari batang
pohon nibung, pohon pinang, bambu dan pohonlainya yang lurus serta balutan tali
yang mencengkram kerang bahan bahan terssebut untuk mengatasi goncangan ombang
dan hembusan angin
Senin, 16 April 2012
askep proses penyembuhan tulang dan sindrom compartemen
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Kandungan Tulang
Tulang terdiri atas matriks organic keras yang sangat diperkuat dengan endapan garam kalsium dan garam tulang.Matriks organik ini terdiri dari serat-serat kolagen dan medium gelatin homogen yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri atas cairan ekstraseluler ditambah proteoglikan, khususnya kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang membantu mengatur pengendapan kalsium. Garam-garam tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat. Rumus garam utamanya dikenal sebagai hidroksiapatit.Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi kolagen (kolagen monomer) dan substansi dasar oleh osteoblas. Kolagen monomer dengan cepat membentuk serat-serat kolagen dan jaringan akhir yang terbentuk adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di mana kalsium mengendap. Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblas terperangkap dalam osteoid dan selanjutnya disebut osteosit.Osteoblas dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam rongga tulang. Lawan dari osteoblas yang membentuk tulang adalah osteoklas yang menyerap tulang dan mengikisnya. Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi tulang sama satu dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap konstan. Biasanya, osteoklas terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat, dan sekali massa osteoklas mulai terbentuk, maka osteoklas akan memakan tulang dalam waktu 3 minggu dan membentuk terowongan. Pada akhir waktu ini, osteoklas akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati osteoblas. Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru. Pengendapan tulang ini kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu diletakkan pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada permukaan dalam rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu terisi semua. Pengendapan ini berhenti setelah ada pembuluh darah yang mendarahi daerah tersebut. Kanal yang dilewati pembuluh darah ini disebut kanal harvers. Setiap daerah tempat terjadinya tulang baru dengan cara seperti ini disebut osteon.
Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal. Selain itu, tulang akan terus melakukan regenerasi kalau sudah mulai perlu diganti. Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang. Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat. Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.
Kalsium
Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 1100gr kalsium, dan 99%nya berada dalam kerangka tubuh. Kalsium dalam tulang terdiri Atas 2 tipe: cadangan yang dapat ditukar dengan cepat, dan cadangan kalsium yang jauh lebih besar ddengan proses penukaran yang lambat. Ada 2 sistem homeostatik yang independen: sistem yang mengatur Ca2+ plasma yang tiap harinya bergerak keluar masuk dari cadangan yang mudah ditukar; dan sistem yang berperan dalam remodelling tulang melalui resropsi dan deposisi tulang yang konstan.
Ada 2 tipe kalsium: plasma dan bebas. Kalsium plasma ada yang terikat pada protein (albumin dan globulin) dan ada juga yang berdifusi (berionisasi dan berkompleks dengan HCO3-, sitrat, dst). Kalsium bebas yang terionisasi dalam cairan tubuh adalah perantara kedua dan diperlukan untuk pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi saraf. Penurunan kadar Ca2+ dapat menyebabkan tetani hipokalsemik yang ditandai dengan sejumlah besar spasme otot rangka, seperti yang terjadi pada laringospasme dimana jalan napas akan tersumbat dan menimbulkan asfiksia fatal.
Terdapat 3 hormon yang mengatur metabolisme kalsium, yaitu:
1. 1,25-dihidroksikolikalsiferol yang merupakan hormon steroid yang dibentuk dari vitamin D. Reseptor 1,25-dihidrokolekalsiferol ditemukan di banyak jaringan selain usus, ginjal, dan tulang. Jaringan tersebut di antaranya adalah kulit, limfosit, monosit, otot rangka dan jantung, payudara, dan kelenjar hipofisis anterior. Zat ini dapat mempermudah penyerapan Ca2+ dari usus, mempermudah reasorbsi Ca2+ di ginjal, meningkatkan aktivitas sintetik osteoblas, dan diperlukan untuk klasifikasi normal matriks.
2. hormon paratiroid (PTH) yang memobilisasi kalsium dari usus. PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang, ekskresi fosfat dalam urine dan memobilisasi Ca2+.
3. kalsitonin yang menurunkan kadar kalsium dengan cara menghambat resorpsi tulang, dan menghambat aktivitas osteoklas secara in vitro.Ketiga hormon ini bekerja secara terpadu untuk mempetahankan kadar Ca2+ yang konstan dalam cairan tubuh.
Mineralisasi dan deminerisasi
Mineralisasi tulang merupakan proses penempatan kalsium ke dalam jaringan tulang. Sedangkan demineralisasi merupakan proses yang antagonis dengan mineralisasi yaitu proses pengambilan kalsium dari jaringan tulang. Selama hidup, tulang secara terus-menerus diresobsi dan dibentuk tulang baru. Kalsium dalam tulang mengalami pergantian dengan kecepatan 100% per tahun pada bayi dan 18% per tahun pada orang dewasa. Remodeling tulang ini, sebagian bessar adalah proses local yang berlangsung di daerah yang terbatas oleh populasi sel yang disebut unit remodeling tulang. Tulang mempertahankan bentuk eksternalnya selama masa pertumbuhan akibat proses remodeling konstan, disertai proses pengerasan tulang oleh osteoblas (mineralisasi) dan pada proses resoprsi oleh osteoklas (demineralisasi) yang terjadi pada permukaan dan di dalam tulang. Osteoklas membuat terowongan ke dalam tulang korteks yang diikuti oleh osteoblas, sedangkan remodeling tulang trabekular terjadi di permukaan trabekular. Pada kerangka manusia, setiap saat sekitar 5% tulang mengalami remodeling oleh sekitar 2 juta unit remodeling tulang. Kecepatan pembaruan untuk tulang adalah sekitar 4% per tahun untuk tulang kompak dan 20% per tahun untuk tulang trabekular.
Tulang terdiri atas matriks organic keras yang sangat diperkuat dengan endapan garam kalsium dan garam tulang.Matriks organik ini terdiri dari serat-serat kolagen dan medium gelatin homogen yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri atas cairan ekstraseluler ditambah proteoglikan, khususnya kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang membantu mengatur pengendapan kalsium. Garam-garam tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat. Rumus garam utamanya dikenal sebagai hidroksiapatit.Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi kolagen (kolagen monomer) dan substansi dasar oleh osteoblas. Kolagen monomer dengan cepat membentuk serat-serat kolagen dan jaringan akhir yang terbentuk adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di mana kalsium mengendap. Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblas terperangkap dalam osteoid dan selanjutnya disebut osteosit.Osteoblas dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam rongga tulang. Lawan dari osteoblas yang membentuk tulang adalah osteoklas yang menyerap tulang dan mengikisnya. Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi tulang sama satu dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap konstan. Biasanya, osteoklas terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat, dan sekali massa osteoklas mulai terbentuk, maka osteoklas akan memakan tulang dalam waktu 3 minggu dan membentuk terowongan. Pada akhir waktu ini, osteoklas akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati osteoblas. Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru. Pengendapan tulang ini kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu diletakkan pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada permukaan dalam rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu terisi semua. Pengendapan ini berhenti setelah ada pembuluh darah yang mendarahi daerah tersebut. Kanal yang dilewati pembuluh darah ini disebut kanal harvers. Setiap daerah tempat terjadinya tulang baru dengan cara seperti ini disebut osteon.
Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal. Selain itu, tulang akan terus melakukan regenerasi kalau sudah mulai perlu diganti. Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang. Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat. Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.
Kalsium
Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 1100gr kalsium, dan 99%nya berada dalam kerangka tubuh. Kalsium dalam tulang terdiri Atas 2 tipe: cadangan yang dapat ditukar dengan cepat, dan cadangan kalsium yang jauh lebih besar ddengan proses penukaran yang lambat. Ada 2 sistem homeostatik yang independen: sistem yang mengatur Ca2+ plasma yang tiap harinya bergerak keluar masuk dari cadangan yang mudah ditukar; dan sistem yang berperan dalam remodelling tulang melalui resropsi dan deposisi tulang yang konstan.
Ada 2 tipe kalsium: plasma dan bebas. Kalsium plasma ada yang terikat pada protein (albumin dan globulin) dan ada juga yang berdifusi (berionisasi dan berkompleks dengan HCO3-, sitrat, dst). Kalsium bebas yang terionisasi dalam cairan tubuh adalah perantara kedua dan diperlukan untuk pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi saraf. Penurunan kadar Ca2+ dapat menyebabkan tetani hipokalsemik yang ditandai dengan sejumlah besar spasme otot rangka, seperti yang terjadi pada laringospasme dimana jalan napas akan tersumbat dan menimbulkan asfiksia fatal.
Terdapat 3 hormon yang mengatur metabolisme kalsium, yaitu:
1. 1,25-dihidroksikolikalsiferol yang merupakan hormon steroid yang dibentuk dari vitamin D. Reseptor 1,25-dihidrokolekalsiferol ditemukan di banyak jaringan selain usus, ginjal, dan tulang. Jaringan tersebut di antaranya adalah kulit, limfosit, monosit, otot rangka dan jantung, payudara, dan kelenjar hipofisis anterior. Zat ini dapat mempermudah penyerapan Ca2+ dari usus, mempermudah reasorbsi Ca2+ di ginjal, meningkatkan aktivitas sintetik osteoblas, dan diperlukan untuk klasifikasi normal matriks.
2. hormon paratiroid (PTH) yang memobilisasi kalsium dari usus. PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang, ekskresi fosfat dalam urine dan memobilisasi Ca2+.
3. kalsitonin yang menurunkan kadar kalsium dengan cara menghambat resorpsi tulang, dan menghambat aktivitas osteoklas secara in vitro.Ketiga hormon ini bekerja secara terpadu untuk mempetahankan kadar Ca2+ yang konstan dalam cairan tubuh.
Mineralisasi dan deminerisasi
Mineralisasi tulang merupakan proses penempatan kalsium ke dalam jaringan tulang. Sedangkan demineralisasi merupakan proses yang antagonis dengan mineralisasi yaitu proses pengambilan kalsium dari jaringan tulang. Selama hidup, tulang secara terus-menerus diresobsi dan dibentuk tulang baru. Kalsium dalam tulang mengalami pergantian dengan kecepatan 100% per tahun pada bayi dan 18% per tahun pada orang dewasa. Remodeling tulang ini, sebagian bessar adalah proses local yang berlangsung di daerah yang terbatas oleh populasi sel yang disebut unit remodeling tulang. Tulang mempertahankan bentuk eksternalnya selama masa pertumbuhan akibat proses remodeling konstan, disertai proses pengerasan tulang oleh osteoblas (mineralisasi) dan pada proses resoprsi oleh osteoklas (demineralisasi) yang terjadi pada permukaan dan di dalam tulang. Osteoklas membuat terowongan ke dalam tulang korteks yang diikuti oleh osteoblas, sedangkan remodeling tulang trabekular terjadi di permukaan trabekular. Pada kerangka manusia, setiap saat sekitar 5% tulang mengalami remodeling oleh sekitar 2 juta unit remodeling tulang. Kecepatan pembaruan untuk tulang adalah sekitar 4% per tahun untuk tulang kompak dan 20% per tahun untuk tulang trabekular.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI TULANG
1. Pengertian
Rangka manusia tersusun dari tulang –tulang (206 tulang) yang membentuk suatu rangka tubuh. Selain tersusun dari tulang rangka tubuh di sebagian tempat juga dilengkapi dengan kartilago (tulang rawan).
2. Fungsi tulang
a. Menyokong struktur tubuh
b. Menjadi tempat melekatnya serat otot
c. Membentuk sel darah
d. Menyimpan ion anorganik(yaitu, kalsium dan fosfor)
e. Melindungi organ dalam dari trauma
3. Macam-macam Tulang
a. Tulang Pipa atau Tulang Panjang (Long Bone)
Sesuai dengan namanya tulang pipa memiliki bentuk seperti pipa atau tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian tengah disebut diafisis, kedua ujung disebut epifisis dan diantara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis. Beberapa contoh tulang pipa adalah pada tulang tangan diantaranya tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius) serta tulang kaki diantaranya tulang paha (femur), dan tulang kering (tibia).
b. Tulang Pipih (Flat Bone)
Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contohnya adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada (sternum), dan tulang tengkorak.
c. Tulang Pendek (Short Bone)
Dinamakan tulang pendek karena ukurannya yang pendek dan berbentuk kubus umumnya dapat kita temukan pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
d. Tulang tak berbentuk (Irregular Bone)
Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tak termasuk ke dalam tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Tulang ini terdapat di bagian wajah dan tulang belakang. Gambar tulang wajah (bagian mandibula) di samping termasuk tulang irreguler
B. PROSES PENYEMBUHAN TULANG
Tulang matur terdiri atas 30% materi organik (hidup) dan 70 % deposit garam. Materi organik di sebut matriks, dan terdiri atas 90% serabut kolagen dan kurang dari 10% protoilitik (protein plus polisakarida). Deposit garam terutama adalah kalsium dan fosfat dengan sedikit natruim, kalium karbonat, dan ion magnesium.garam menutupi matrik dan berikatan dengan serabut kolagen melalui proteolikan.matrik menyebabkan tulang memiliki tensil (resistansi terhadap tarikan dan renggangan). Garam tulang menyebabkan menpunyai kemampuan kompresi (kemampuan menahan kompresi).
Tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
1. Tahap Inflamasi.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma (bekuan fibril) di tempat patah tulang yang berfungsi untuk melekatnya sel sel baru. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
2. Tahap Proliferasi Sel.
Pada tahap ini, kira-kira 5 hari hematoma (bekuan fibril) akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang fibril kembali dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast (pembentuk serat) yang membantu memperbaiki sel sel yang rusak, dan membentuk jaringat parut serta osteoblast (penghasil matrik) . Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.
3. Tahap Pembentukan Kalus.
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
4. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
5. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur. (Rasjad. C, 1998)
C. MAL UNION, DELAYET UNION dan NON UNION serta UNION
1. Mal union
Mal union adalah dimana tulang yang patah menyatu dalam waktu yang tepat (3-6 bulan) tetapi tulangnya menjadi bengkok. Penyebabnya bisa karena terlalu banyak bergerak, pernah terpeleset sehingga fragmen tulangnya bergeser, sering duduk atau tidur dengan posisi yang tidak tepat, pengobatan dengan dipijit (karena tidak dilihat langsung, posisinya kurang pas).
2. Delayed union
Delayed union artinya penyatuan yang tertunda, yaitu patah tulang yang tidak menyatu dalam waktu 3-6 bulan, tidak terlihat ada pertumbuhan tulang yang baru, kalaupun ada sangat sedikit, kalus (tulang muda) di sekitar daerah patahan pun sangat kurang.
Ciri-ciri yang terlihat pada kasus delayed union yaitu :
a. nyeri pada saat berjalan
b. terdapat pembengkakan
c. nyeri pada saat ditekan di daerah patahan
d. tulang bertambah bengkok ( bisa bengkok, bisa tidak)
e. terdapat gerakan yang abnormal pada daerah patahan
3. Non union
Non union artinya tidak menyatu atau tidak ada penyatuan, non union merupakan kasus lanjutan dari delayed union. Jadi, bila patah tulang tidak menyatu dalam waktu 6-8 bulan dinamakan non union.
Penyebab delayed union dan non union :
a. terlalu banyak bergerak
b. kurangnya asupan nutrisi untuk tulang (protein, kalsium, magnesium dan zat mineral lainnya)
c. terlalu stres
d. jarang berjemur
e. pernah jatuh atau terpeleset
1. Pengertian
Rangka manusia tersusun dari tulang –tulang (206 tulang) yang membentuk suatu rangka tubuh. Selain tersusun dari tulang rangka tubuh di sebagian tempat juga dilengkapi dengan kartilago (tulang rawan).
2. Fungsi tulang
a. Menyokong struktur tubuh
b. Menjadi tempat melekatnya serat otot
c. Membentuk sel darah
d. Menyimpan ion anorganik(yaitu, kalsium dan fosfor)
e. Melindungi organ dalam dari trauma
3. Macam-macam Tulang
a. Tulang Pipa atau Tulang Panjang (Long Bone)
Sesuai dengan namanya tulang pipa memiliki bentuk seperti pipa atau tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian tengah disebut diafisis, kedua ujung disebut epifisis dan diantara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis. Beberapa contoh tulang pipa adalah pada tulang tangan diantaranya tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius) serta tulang kaki diantaranya tulang paha (femur), dan tulang kering (tibia).
b. Tulang Pipih (Flat Bone)
Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contohnya adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada (sternum), dan tulang tengkorak.
c. Tulang Pendek (Short Bone)
Dinamakan tulang pendek karena ukurannya yang pendek dan berbentuk kubus umumnya dapat kita temukan pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
d. Tulang tak berbentuk (Irregular Bone)
Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tak termasuk ke dalam tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Tulang ini terdapat di bagian wajah dan tulang belakang. Gambar tulang wajah (bagian mandibula) di samping termasuk tulang irreguler
B. PROSES PENYEMBUHAN TULANG
Tulang matur terdiri atas 30% materi organik (hidup) dan 70 % deposit garam. Materi organik di sebut matriks, dan terdiri atas 90% serabut kolagen dan kurang dari 10% protoilitik (protein plus polisakarida). Deposit garam terutama adalah kalsium dan fosfat dengan sedikit natruim, kalium karbonat, dan ion magnesium.garam menutupi matrik dan berikatan dengan serabut kolagen melalui proteolikan.matrik menyebabkan tulang memiliki tensil (resistansi terhadap tarikan dan renggangan). Garam tulang menyebabkan menpunyai kemampuan kompresi (kemampuan menahan kompresi).
Tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
1. Tahap Inflamasi.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma (bekuan fibril) di tempat patah tulang yang berfungsi untuk melekatnya sel sel baru. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
2. Tahap Proliferasi Sel.
Pada tahap ini, kira-kira 5 hari hematoma (bekuan fibril) akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang fibril kembali dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast (pembentuk serat) yang membantu memperbaiki sel sel yang rusak, dan membentuk jaringat parut serta osteoblast (penghasil matrik) . Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.
3. Tahap Pembentukan Kalus.
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
4. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
5. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur. (Rasjad. C, 1998)
C. MAL UNION, DELAYET UNION dan NON UNION serta UNION
1. Mal union
Mal union adalah dimana tulang yang patah menyatu dalam waktu yang tepat (3-6 bulan) tetapi tulangnya menjadi bengkok. Penyebabnya bisa karena terlalu banyak bergerak, pernah terpeleset sehingga fragmen tulangnya bergeser, sering duduk atau tidur dengan posisi yang tidak tepat, pengobatan dengan dipijit (karena tidak dilihat langsung, posisinya kurang pas).
2. Delayed union
Delayed union artinya penyatuan yang tertunda, yaitu patah tulang yang tidak menyatu dalam waktu 3-6 bulan, tidak terlihat ada pertumbuhan tulang yang baru, kalaupun ada sangat sedikit, kalus (tulang muda) di sekitar daerah patahan pun sangat kurang.
Ciri-ciri yang terlihat pada kasus delayed union yaitu :
a. nyeri pada saat berjalan
b. terdapat pembengkakan
c. nyeri pada saat ditekan di daerah patahan
d. tulang bertambah bengkok ( bisa bengkok, bisa tidak)
e. terdapat gerakan yang abnormal pada daerah patahan
3. Non union
Non union artinya tidak menyatu atau tidak ada penyatuan, non union merupakan kasus lanjutan dari delayed union. Jadi, bila patah tulang tidak menyatu dalam waktu 6-8 bulan dinamakan non union.
Penyebab delayed union dan non union :
a. terlalu banyak bergerak
b. kurangnya asupan nutrisi untuk tulang (protein, kalsium, magnesium dan zat mineral lainnya)
c. terlalu stres
d. jarang berjemur
e. pernah jatuh atau terpeleset
D. Sindrom kompartemen
a. Pengertian
Definisi alternatif sindrom kompartemen, menurut Rankin, ditandai dengan tekanan di dalam ruang tertutup sehingga mengurangi sirkulasi dan fungsi jaringan di ruang tersebut (Rankin, 1981).Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang tertutup. Ruangan tersebut berisi otot, saraf dan pembuluh darah. Ketika tekanan intrakompartemen meningkat, perfusi darah ke jaringan akan berkurang dan otot di dalam kompartemen akan menjadi iskemik. Tanda klinis yang umum adalah nyeri, parestesia, paresis, disertai denyut nadi yang hilang.
Sindroma kompartemen dapat diklasifikasikan menjadi akut dan kronik, tergantung dari penyebab peningkatan tekanan kompartemen dan lamanya gejala. Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur, trauma jaringan lunak, kerusakan arteri, dan luka bakar. Sedangkan sindroma kompartemen kronik dapat disebabkan oleh aktivitas yang berulang misalnya lari.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya sindroma kompartemen adalah tekanan di dalam kompartemen yang terlalu tinggi, lebih dari 30 mmHg. Adapun penyebab terjadinya peningkatan tekanan intrakompartemen adalah peningkatan volume cairan dalam kompartemen atau penurunan volume kompartemen.Peningkatan volume cairan dalam kompartemen dapat disebabkan oleh :
a) Peningkatan permeabilitas kapiler, akibat syok, luka bakar, trauma langsung.
b) Peningkatan tekanan kapiler, akibat latihan atau adanya obstruksi vena.
c) Hipertrofi otot.
d) Pendarahan.
e) Infus yang infiltrasi.
f) Penurunan volume kompartemen dapat disebabkan oleh :
g) Balutan yang terlalu ketat.
c. patogenesis
Perkembangan sindroma kompartemen tergantung tidak hanya pada tekanan intrakompartemen tapi juga tekanan sistemik darah. Patofisiologi sindroma kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal normal yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler dan nekrosis jaringan lokal akibat hipoksia. Ketika tekanan dalam kompartemen melebihi tekanan darah dalam kapiler dan menyebabkan kapiler kolaps, nutrisi tidak dapat mengalir keluar ke sel-sel dan hasil metabolisme tidak dapat dikeluarkan. Hanya dalam beberapa jam, sel-sel yang tidak memperoleh makanan akan mengalami kerusakan. Pertama-tama sel akan mengalami pembengkakan, kemudian sel akan berhenti melepaskan zat-zat kimia sehingga menyebabkan terjadi pembengkakan lebih lanjut. Pembengkakan yang terus bertambah menyebabkan tekanan meningkat.Aliran darah yang melewati kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti. Terjadinya hipoksia menyebabkan sel-sel akan melepaskan substansi vasoaktif (misal : histamin, serotonin) yang meningkatkan permeabilitas endotel. Dalam kapiler-kapiler terjadi kehilangan cairan sehingga terjadi peningkatan tekanan jaringan dan memperberat kerusakan disekitar jaringan dan jaringan otot mengalami nekrosis.
d. Dignosa
Sindroma kompartemen dapat didiagnosis berdasarkan pengetahuan tentang faktor resiko, keluhan subjektif dan adanya suatu tanda-tanda fisik dan gejala klinis. Adapun faktor resiko pada sindroma kompartemen meliputi fraktur yang berat dan trauma pada jaringan lunak, penggunaan bebat. Gejala klinis yang umum ditemukan pada sindroma kompartemen meliputi 5 P, yaitu :
a) Pain (nyeri) : nyeri pada jari tangan atau jari kaki pada saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena ketika ada trauma langsung,maupun tidak, nyeri tersebut terasa walaupun dengan menggunakat obat anti nyeri.
b) Pallor (pucat) : kulit terasa dingin jika di palpasi, warna kulit biasanya pucat, abu-abu atau keputihan.
c) Parestesia : biasanya memberikan gejala rasa panas dan gatal pada daerah lesi.
d) Paralisis : biasanya diawali dengan ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi, merupakan tanda yang lambat diketahui.
e) Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi) : akibat adanya gangguan perfusi arterial
Pengukuran tekanan kompartemen adalah salah satu tambahan dalam membantu menegakkan diagnosis. Biasanya pengukuran tekanan kompartemen dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran yang dari pemeriksaan fisik tidak memberi hasil yang memuaskan. Pengukuran tekanan kompartemen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik injeksi atau wick kateter.
Prosedur pengukuran tekanan kompartemen, antara lain :
a) Teknik injeksi.Jarum ukuran 18 dihubungkan dengan spoit 20 cc melalui saluran salin dan udara. Saluran ini kemudian dihubungkan dengan manometer air raksa standar. Setelah jarum disuntikkan ke dalam kompartemen, tekanan udara dalam spoit akan meningkat sehingga meniskus salin-udara tampak bergerak. Kemudian tekanan dalam kompartemen dapat dibaca pada manometer air raksa.
b) Teknik Wick kateter.Wick kateter dan sarung plastiknya dihubungkan ke transducer dan recorder. Kateter dan tabungnya diisi oleh three-way yang dihubungkan dengan transducer. Sangat perlu untuk memastikan bahwa tidak ada gelembung udara dalam sistem tersebut karena memberi hasil yang rendah atau mengaburkan pengukuran. Ujung kateter harus dapat menghentikan suatu meniskus air sehingga dapat dipastikan dan diketahui bahwa dalam jaringan tersebut dilewati suatu trocar besar, kemudian jarumnya ditarik dan kateter dibalut ke kulit.
e. Terapi
Penanganan sindroma kompartemen meliputi :
a) Terapi medikal / non bedah.
a. Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal, elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemia.
b. Pada kasus penurunan volume kompartemen, gips harus dibuka dan pembalut kontriksi dilepas.
c. Mengoreksi hipoperfusi dengan cara kristaloid dan produk darah.
d. Pemberian mannitol, vasodilator atau obat golongan penghambat simpatetik.
b) Terapi pembedahan / operatif.
Fasciotomi adalah pengobatan operatif pada sindroma kompartemen dengan stabilisasi fraktur dan perbaikan pembuluh darah. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 6 jam. Terapi untuk sindroma kompartemen akut maupun kronik biasanya adalah operasi. Insisi panjang dibuat pada fascia untuk menghilangkan tekanan yang meningkat di dalamnya. Luka tersebut dibiarkan terbuka (ditutup dengan pembalut steril) dan ditutup pada operasi kedua, biasanya 5 hari kemudian. kalau terdapat nekrosis otot, dapat dilakukan debridemen, kalau jaringan sehat, luka dapat di jahit (tanpa regangan ), atau skin graft mungkin diperlukan untuk menutup luka ini.Adapun indikasi untuk melakukan fasciotomi adalah :
a. Ada tanda-tanda klinis dari sindroma kompartemen.
b. Tekanan intrakompartemen melebihi 30 mmHg.
Tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling, tulang matur terdiri atas 30% materi organik (hidup) dan 70 % deposit garam. Materi organik di sebut matriks, dan terdiri atas 90% serabut kolagen dan kurang dari 10% protoilitik (protein plus polisakarida).
B. Saran
Mempermudah kita dalam melakukan penangan penyakit sindrom compartemen pada tulang sehingga kita sebagai perawat bisa bekerja sebagai professional dan meningkatkan kemajuan ilmu kesehatan pada umumnya serta keperawatan pada khusunya.
Daftar pustaka
Corwin, E. J.2007.Buku Saku Fatpofisiologi .Jakarta: Buku Kedokteran EGC
http://ilmubedah.info/sindrom-kompartemen-20110204.html
Sherwood,lauren.Fisiologi Manusia.Edisi 2.1996.jakarta:Buku Kedoktera EGC
a. Pengertian
Definisi alternatif sindrom kompartemen, menurut Rankin, ditandai dengan tekanan di dalam ruang tertutup sehingga mengurangi sirkulasi dan fungsi jaringan di ruang tersebut (Rankin, 1981).Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang tertutup. Ruangan tersebut berisi otot, saraf dan pembuluh darah. Ketika tekanan intrakompartemen meningkat, perfusi darah ke jaringan akan berkurang dan otot di dalam kompartemen akan menjadi iskemik. Tanda klinis yang umum adalah nyeri, parestesia, paresis, disertai denyut nadi yang hilang.
Sindroma kompartemen dapat diklasifikasikan menjadi akut dan kronik, tergantung dari penyebab peningkatan tekanan kompartemen dan lamanya gejala. Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur, trauma jaringan lunak, kerusakan arteri, dan luka bakar. Sedangkan sindroma kompartemen kronik dapat disebabkan oleh aktivitas yang berulang misalnya lari.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya sindroma kompartemen adalah tekanan di dalam kompartemen yang terlalu tinggi, lebih dari 30 mmHg. Adapun penyebab terjadinya peningkatan tekanan intrakompartemen adalah peningkatan volume cairan dalam kompartemen atau penurunan volume kompartemen.Peningkatan volume cairan dalam kompartemen dapat disebabkan oleh :
a) Peningkatan permeabilitas kapiler, akibat syok, luka bakar, trauma langsung.
b) Peningkatan tekanan kapiler, akibat latihan atau adanya obstruksi vena.
c) Hipertrofi otot.
d) Pendarahan.
e) Infus yang infiltrasi.
f) Penurunan volume kompartemen dapat disebabkan oleh :
g) Balutan yang terlalu ketat.
c. patogenesis
Perkembangan sindroma kompartemen tergantung tidak hanya pada tekanan intrakompartemen tapi juga tekanan sistemik darah. Patofisiologi sindroma kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal normal yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler dan nekrosis jaringan lokal akibat hipoksia. Ketika tekanan dalam kompartemen melebihi tekanan darah dalam kapiler dan menyebabkan kapiler kolaps, nutrisi tidak dapat mengalir keluar ke sel-sel dan hasil metabolisme tidak dapat dikeluarkan. Hanya dalam beberapa jam, sel-sel yang tidak memperoleh makanan akan mengalami kerusakan. Pertama-tama sel akan mengalami pembengkakan, kemudian sel akan berhenti melepaskan zat-zat kimia sehingga menyebabkan terjadi pembengkakan lebih lanjut. Pembengkakan yang terus bertambah menyebabkan tekanan meningkat.Aliran darah yang melewati kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti. Terjadinya hipoksia menyebabkan sel-sel akan melepaskan substansi vasoaktif (misal : histamin, serotonin) yang meningkatkan permeabilitas endotel. Dalam kapiler-kapiler terjadi kehilangan cairan sehingga terjadi peningkatan tekanan jaringan dan memperberat kerusakan disekitar jaringan dan jaringan otot mengalami nekrosis.
d. Dignosa
Sindroma kompartemen dapat didiagnosis berdasarkan pengetahuan tentang faktor resiko, keluhan subjektif dan adanya suatu tanda-tanda fisik dan gejala klinis. Adapun faktor resiko pada sindroma kompartemen meliputi fraktur yang berat dan trauma pada jaringan lunak, penggunaan bebat. Gejala klinis yang umum ditemukan pada sindroma kompartemen meliputi 5 P, yaitu :
a) Pain (nyeri) : nyeri pada jari tangan atau jari kaki pada saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena ketika ada trauma langsung,maupun tidak, nyeri tersebut terasa walaupun dengan menggunakat obat anti nyeri.
b) Pallor (pucat) : kulit terasa dingin jika di palpasi, warna kulit biasanya pucat, abu-abu atau keputihan.
c) Parestesia : biasanya memberikan gejala rasa panas dan gatal pada daerah lesi.
d) Paralisis : biasanya diawali dengan ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi, merupakan tanda yang lambat diketahui.
e) Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi) : akibat adanya gangguan perfusi arterial
Pengukuran tekanan kompartemen adalah salah satu tambahan dalam membantu menegakkan diagnosis. Biasanya pengukuran tekanan kompartemen dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran yang dari pemeriksaan fisik tidak memberi hasil yang memuaskan. Pengukuran tekanan kompartemen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik injeksi atau wick kateter.
Prosedur pengukuran tekanan kompartemen, antara lain :
a) Teknik injeksi.Jarum ukuran 18 dihubungkan dengan spoit 20 cc melalui saluran salin dan udara. Saluran ini kemudian dihubungkan dengan manometer air raksa standar. Setelah jarum disuntikkan ke dalam kompartemen, tekanan udara dalam spoit akan meningkat sehingga meniskus salin-udara tampak bergerak. Kemudian tekanan dalam kompartemen dapat dibaca pada manometer air raksa.
b) Teknik Wick kateter.Wick kateter dan sarung plastiknya dihubungkan ke transducer dan recorder. Kateter dan tabungnya diisi oleh three-way yang dihubungkan dengan transducer. Sangat perlu untuk memastikan bahwa tidak ada gelembung udara dalam sistem tersebut karena memberi hasil yang rendah atau mengaburkan pengukuran. Ujung kateter harus dapat menghentikan suatu meniskus air sehingga dapat dipastikan dan diketahui bahwa dalam jaringan tersebut dilewati suatu trocar besar, kemudian jarumnya ditarik dan kateter dibalut ke kulit.
e. Terapi
Penanganan sindroma kompartemen meliputi :
a) Terapi medikal / non bedah.
a. Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal, elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemia.
b. Pada kasus penurunan volume kompartemen, gips harus dibuka dan pembalut kontriksi dilepas.
c. Mengoreksi hipoperfusi dengan cara kristaloid dan produk darah.
d. Pemberian mannitol, vasodilator atau obat golongan penghambat simpatetik.
b) Terapi pembedahan / operatif.
Fasciotomi adalah pengobatan operatif pada sindroma kompartemen dengan stabilisasi fraktur dan perbaikan pembuluh darah. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 6 jam. Terapi untuk sindroma kompartemen akut maupun kronik biasanya adalah operasi. Insisi panjang dibuat pada fascia untuk menghilangkan tekanan yang meningkat di dalamnya. Luka tersebut dibiarkan terbuka (ditutup dengan pembalut steril) dan ditutup pada operasi kedua, biasanya 5 hari kemudian. kalau terdapat nekrosis otot, dapat dilakukan debridemen, kalau jaringan sehat, luka dapat di jahit (tanpa regangan ), atau skin graft mungkin diperlukan untuk menutup luka ini.Adapun indikasi untuk melakukan fasciotomi adalah :
a. Ada tanda-tanda klinis dari sindroma kompartemen.
b. Tekanan intrakompartemen melebihi 30 mmHg.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan PENUTUP
Tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling, tulang matur terdiri atas 30% materi organik (hidup) dan 70 % deposit garam. Materi organik di sebut matriks, dan terdiri atas 90% serabut kolagen dan kurang dari 10% protoilitik (protein plus polisakarida).
B. Saran
Mempermudah kita dalam melakukan penangan penyakit sindrom compartemen pada tulang sehingga kita sebagai perawat bisa bekerja sebagai professional dan meningkatkan kemajuan ilmu kesehatan pada umumnya serta keperawatan pada khusunya.
Daftar pustaka
Corwin, E. J.2007.Buku Saku Fatpofisiologi .Jakarta: Buku Kedokteran EGC
http://ilmubedah.info/sindrom-kompartemen-20110204.html
Sherwood,lauren.Fisiologi Manusia.Edisi 2.1996.jakarta:Buku Kedoktera EGC
Selasa, 13 Maret 2012
cerita dari bangun tidur sampai tidur malam
bahasa ingrisnye
Rooster sound ring around telingkaku, after a few minutes, I will wake
up, I saw the clock at 06.00, I was soon smoothed my bed, and
immediately went to the bathroom, and go to the toilet, because every
morning I would come to the toilet.
After the shower hour show 6:20,
I was immediately packed up while waiting for my brother's 3rd grade
school, after that when the hours of 6305 I
drove to the elementary school, after I went to the street to my
beloved school is smpn1 Galing. Before the story even further, to
introduce my name, number 2 senses Maulana child of 3 brothers, I used
the call hodek.
After arriving at the school because it was straight
into kekelas 06:45 hours and meet with my friends, to greet each other,
one another.
When the entry is 07:00 hours, the father / mother a
teacher and as usual we started the lesson, after hours ........ The
first resting and hours ...... breaks into two, after 12.30 am, I came
home briefly karumah for lunch and continue the lessons at school.
After-hours tutoring is ........... I came home with my motorbike. And
the rest at home, after hours ...... I take a shower and get ready for
evening prayers, evening prayers over our family, have dinner together.
After 07:15 hours, there was Azat evening, I was praying isa, I learned
after Isha, ... I rest at home and to bed at 09:30 or 22:00.
bahasa indonesianye
Suara ayam jantan berbunyi di sekitar telingkaku, setelah beberapa
menit, akupun terbangun, kulihat jam menunjukkan jam 06.00, aku segera
merapikan tempat tidurku, dan segera pergi kekamar mandi, serta pergi ke
toilet, karena setiap pagi aku pasti mampir ke toilet.
Setelah
selesai mandi jam menunjukkan 06.20, aku pun segera berkemas sambil
menunggu adikku yang sekolah kelas 3 SD , setelah itu ketika jam 6.305
aku mengantarnya ke sekolah dasar, setelah selesai aku pun menuju jalan
ke sekolah ku yang tercinta yaitu smpn1 Galing. Sebelum cerita lebih
jauh , perkenalkan namaku, indra Maulana anak nomor 2 dari 3 bersaudara,
aku biasa di panggil hodek.
Setelah sampai di sekolah karena sudah
jam 06.45 langsung masuk kekelas dan bertemu dengan teman-teman ku,
untuk saling menyapa, satu sama lain.
Ketika jam 07.00 masuk lah,
bapak/ibu guru dan kami memulai pelajaran seperti biasa, Setelah jam
…….. istrahat pertama dan jam …… istirahat ke 2, setelah jam 12.30, saya
pulang sebentar karumah untuk makan siang dan melanjutkan les di
sekolah.
Sepulang les jam sudah ……….. aku pulang dengan sepeda
motor ku. Dan istirahat di rumah, setelah jam …… aku mandi dan
bersiap-siap untuk melakukan sholat magrib, selesai sholat magrib kami
sekeluarga, makan malam bersama. Setelah jam 07.15, terdengar azat isya,
saya pun sholat isa, setelah shalat isya saya belajar, … saya
istirahat di rumah dan tidur pada jam 09.30 atau 22.00.
Rooster sound ring around telingkaku, after a few minutes, I will wake up, I saw the clock at 06.00, I was soon smoothed my bed, and immediately went to the bathroom, and go to the toilet, because every morning I would come to the toilet.
After the shower hour show 6:20, I was immediately packed up while waiting for my brother's 3rd grade school, after that when the hours of 6305 I drove to the elementary school, after I went to the street to my beloved school is smpn1 Galing. Before the story even further, to introduce my name, number 2 senses Maulana child of 3 brothers, I used the call hodek.
After arriving at the school because it was straight into kekelas 06:45 hours and meet with my friends, to greet each other, one another.
When the entry is 07:00 hours, the father / mother a teacher and as usual we started the lesson, after hours ........ The first resting and hours ...... breaks into two, after 12.30 am, I came home briefly karumah for lunch and continue the lessons at school.
After-hours tutoring is ........... I came home with my motorbike. And the rest at home, after hours ...... I take a shower and get ready for evening prayers, evening prayers over our family, have dinner together. After 07:15 hours, there was Azat evening, I was praying isa, I learned after Isha, ... I rest at home and to bed at 09:30 or 22:00.
bahasa indonesianye
Suara ayam jantan berbunyi di sekitar telingkaku, setelah beberapa menit, akupun terbangun, kulihat jam menunjukkan jam 06.00, aku segera merapikan tempat tidurku, dan segera pergi kekamar mandi, serta pergi ke toilet, karena setiap pagi aku pasti mampir ke toilet.
Setelah selesai mandi jam menunjukkan 06.20, aku pun segera berkemas sambil menunggu adikku yang sekolah kelas 3 SD , setelah itu ketika jam 6.305 aku mengantarnya ke sekolah dasar, setelah selesai aku pun menuju jalan ke sekolah ku yang tercinta yaitu smpn1 Galing. Sebelum cerita lebih jauh , perkenalkan namaku, indra Maulana anak nomor 2 dari 3 bersaudara, aku biasa di panggil hodek.
Setelah sampai di sekolah karena sudah jam 06.45 langsung masuk kekelas dan bertemu dengan teman-teman ku, untuk saling menyapa, satu sama lain.
Ketika jam 07.00 masuk lah, bapak/ibu guru dan kami memulai pelajaran seperti biasa, Setelah jam …….. istrahat pertama dan jam …… istirahat ke 2, setelah jam 12.30, saya pulang sebentar karumah untuk makan siang dan melanjutkan les di sekolah.
Sepulang les jam sudah ……….. aku pulang dengan sepeda motor ku. Dan istirahat di rumah, setelah jam …… aku mandi dan bersiap-siap untuk melakukan sholat magrib, selesai sholat magrib kami sekeluarga, makan malam bersama. Setelah jam 07.15, terdengar azat isya, saya pun sholat isa, setelah shalat isya saya belajar, … saya istirahat di rumah dan tidur pada jam 09.30 atau 22.00.
Minggu, 25 Desember 2011
Rabu, 21 Desember 2011
terapi musik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Terapi musik banyak di gunakan dalam proses keperawatan sejang perang dunia I,ketika itu para pelaku terapi hanya para pemusik dan di gunakan untuk mengobati tentara Veteran yang memiliki trauma perang baik mental maupun fisik dari perang tersebut.Setelah perang dunia II terapi music di kembangkan secara intensif pada rumah sakit di Amerika kemudian di daratan Eropa.Musik merupakan sebuah ransangan pendengaran yang terorganisir yang terdiri dari melodi, ritme,harmoni,temre,bentuk dan gaya.musik mempunyai kemampuan untuk ketidak mampuan yang di alami oleh setiap orang,ketika music di aplikasikan menjadi sebuah terapi,music dapat meningkatkan,memulihkan dan memerihara kesehatan fisik, mental,emosianal,social dan spiritual dari setiap indipidu.Hal ini di karenakan,music memiliki beberapa kelebihan,seperti musik bersifat universal,nyaman dan menyenangkan,berstruktur.perlu di ingat bahwa banyak proses dalam hidup kita berakar dari irama sebagai contoh ,napas kita napas kita detak jantun, dan pulsasi berulang dan berirama .inilah yang mendasari kita dalam merawat pasien dengan terapi music ini.
B.masalah
1. Apakaa manfaat terapi musik?
2. Bagaimana mengaplikasi terapi musik dalam proses keperawatan?
3. Bagaimana cara menggunakan terapi musik?
C.tujuan
1. Mendiskripsikan manfaat terapi musik.
2. Mendiskripsikan pengaplikasian terapi music dalam proses keperawatan.
3. Mendiskripsikan cara penggunaan terapi musik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik dan elemen musik oleh seorang terapis yang terakreditasi untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual. Klien dalam suatu sesi terapi musik biasa diajak bernyanyi, belajar main musik, bahkan membuat lagu singkat, atau dengan kata lain terjadi interaksi yang aktif dengan musik, dan bukan hanya mendengarkan secara pasif seperti yang terjadi pada efek Mozart. Keaktifan dan kepasifan pelaku terhadap musik inilah yang membedakan terapi musik pada umumnya dengan efek Mozart. Selain itu, pada terapi musik, musik yang digunakan sangat beragam dan tidak terbatas hanya pada musik Mozart saja. Sementara efek Mozart baru muncul pada 1993, sedangkan ide dan penggunaan terapi musik sudah ada sejak zaman Yunani kuno oleh Plato dan Phytagoras. 1 Penggunaan terapi musik telah terbukti bermanfaat bagi perkembangan kognisi, perilaku serta kesehatan. Bahkan terapi musik juga telah digunakan untuk menolong para korban pada Perang Dunia I dan II. Dengan penggunaan terapi musik ini, para korban dilaporkan lebih cepat sembuh dan memiliki kondisi lebih baik.
Tidak banyak persamaan antara efek Mozart dan terapi musik, selain keduanya menggunakan intervensi musik untuk memperbaiki keadaan klien/pasien, namun dampak yang dihasilkan dari keduanya berbeda. Efek Mozart hanya bertahan beberapa menit, berpengaruh terbatas pada kemampuan spasial-temporal, dan belum dilaporkan dampak efek ini bagi kesehatan secara umum. Sedangkan terapi musik dampaknya lebih berkepanjangan (long-last), berpengaruh terhadap keseluruhan kemampuan (multiple), dan banyak laporan kemajuan kesehatan akibat intervensi terapi musik. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara mendengarkan secara pasif, mempelajari musik di sekolah, dan mempelajari vokal dan/atau instrumen musik dengan lama efek musik terhadap kognisi dan perilaku…(terapi music efek Mozart).Terlepas dari banyaknya perdebatan mengenai keabsahan musik sebagai salah satu bentuk terapi, tak dapat disangkal lagi bahwa terapi musik sudah banyak dipraktikkan dan hasilnya cukup menakjubkan. Bahkan musik sudah diakui sebagai salah satu bentuk terapi pelengkap (complementary therapy), disamping akupunktur, massage therapy, dan chiropathy.
Penelitian Dileo pun didukung Direktur Cancer Treatment Centers of America Katherine Puckett. Dia menyatakan, meski tak punya sertifikat menjadi ahli terapi musik, dia dan stafnya selalu menggunakan musik untuk membatu pengobatan pasiennya.''Semua orang pasti suka musik. Kamu tak akan sakit jika suka musik. Musik membuat rileks, nyaman, dan tenang. Tubuh yang rileks bisa membantu mengurangi rasa sakit, termasuk rasa sakit dari proses penyembuhan kanker," tegas Puckett.Music pada dasarnya tidak hanya membantu mengatasi kebosanan, mengusir kesedihan atau melepaskan stress tetapi juga mempunya manfaat lain,dalam proses asuhan keperawatan diantaranya
B.manfaat terapi musik
1. Jantung
Manfaat musik bagi pasien kanker membuat Cancer Treatment Centers of America membuat perpustakaan yang menyediakan berbagai jenis musik yang sesuai selera pasiennya. Bahkan, sekali-kali sering digelar berbagai acara musik khusus untuk menghibur pasien
Musik dapat mengaktifkan syaraf menjadi rileks sehingga membantu pernapasan pasien menjadi lebih baik. Selain itu, g, membuat tekanan darah lebih normal, dan membuat otot lebih rileks. Pada pasien kanker, musik membantu mereka tidur lebih nyenyak karena biasanya pasien kanker memiliki gangguan tidur," jelas Puckett.
2. Intelegensia
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.jadi perawan bisa menggunakan musik untuk perawatan anak dalam kandungan.
3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa: Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa Nikmat dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.perawat bias menggunakan ini dalam proses penyembuhan luka.
4. Kemampuan belajar
Terapi musik kini banyak dipakai untuk anak-anak autis dan mereka yang memiliki kesulitan belajar. Spesialisasi music terapi, Paul Nordoff dan Clive Robbins dari Nordoff- Robbins Music Theraphy, London. Bahkan mengklaim bahwa anak yang frustasi, Seperti halnya anak autis, energinya akan meningkat ketika bermain musik dalam hal ini seorang perawat bias mengajak dan membimbik anak anak penderita autis.
5. Marah
Carol Merle-Fishman, salah satu penulis buku The Music Within You mengemukakan bahwa jika kita sedang marah, kita dianjurkan untuk mendengarkan musik-musik dengan ritme tinggi, dan jika sedang sedih, mendengarkan musik-musik melankolis. Jadi, musik yang kita pilih disesuaikan dengan perasaan yang sedang kita alami. Tujuannya adalah untuk menetralisasi perasaan negatif tersebut dengan ritme musik yang sesuai. Setelah itu, barulah kita bisa mendengarkan musik-musik yang lebih ceria (jika sedang sedih), atau yang lebih lembut (jika sedang marah).ketika seorang pasien mrah jadi seorang perawat bias meredam emosi klen dengan menyuruh klien mendengarkan music
6. Stres
stes dapat memperlambat bahkan memperparah penyakit klien karena sters dapat menekat anti bodi dan melmahkan daya tahan tubuh sehingg kita seorang perawat bias memberikan terapi music ini untuk membantu menghilangkan stres demi kmempercepat penyembuhan klien.
stes dapat memperlambat bahkan memperparah penyakit klien karena sters dapat menekat anti bodi dan melmahkan daya tahan tubuh sehingg kita seorang perawat bias memberikan terapi music ini untuk membantu menghilangkan stres demi kmempercepat penyembuhan klien.
7. Nyeri
Untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri, jangan selalu mengandalkan obat, dengarkanlah musik, demikian saran para pakar. Saran itu didasarkan pada penelitian yang dilakukan terhadap 500 pasien yang baru menjalani pembedahan perut, setelah rutin mendengarkan musik, mereka mengaku sakitnya berkurang, efeknya sama dengan mereka yang mengkonsumsi obat penghilang sakit (paint killer).
Jenis musik yang ingin didengarkan pasien boleh memilih yang sesuai dengan kesukaan masing-masing, seperti piano, jazz, slow musik atau orkestra. Perawat bias memanfaatkan musik ini guna menghilangkan nyeri klien tanpa adanya efek samping.
Jenis musik yang ingin didengarkan pasien boleh memilih yang sesuai dengan kesukaan masing-masing, seperti piano, jazz, slow musik atau orkestra. Perawat bias memanfaatkan musik ini guna menghilangkan nyeri klien tanpa adanya efek samping.
8. Bayi yang lahir premature
Menurut riset yang dilakukan seorang dokter di Israel, bayi yang terlahir prematur memiliki detak jantung lebih teratur dan tidur lebih nyenyak ketika mereka mendengarkan penyanyi dan musik harpa. Musik bahkan juga bisa dimanfaatkan oleh para ibu yang baru melahirkan. Selain mengurangi sakit, musik juga berfungsi untuk memulihkan stamina. ….( Oleh Dra Hj Iesye Widodo SPsi, Psikolog dari RSAB Harapan Kita).
Menurut riset yang dilakukan seorang dokter di Israel, bayi yang terlahir prematur memiliki detak jantung lebih teratur dan tidur lebih nyenyak ketika mereka mendengarkan penyanyi dan musik harpa. Musik bahkan juga bisa dimanfaatkan oleh para ibu yang baru melahirkan. Selain mengurangi sakit, musik juga berfungsi untuk memulihkan stamina. ….( Oleh Dra Hj Iesye Widodo SPsi, Psikolog dari RSAB Harapan Kita).
9. .Ibu Hamil
Langganan:
Postingan (Atom)