Senin, 14 November 2011

kardiovaskuler


PEMICU 3
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti : hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dll. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark. CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di rumah sakit (Miller, 1997) sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada umunya CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, insiden ini akan terus bertambah setiap tahun pada lansia berusia diatas 50 tahun (Aronow et al,1998). Menurut penelitian sebagian besar lansia yang di diagnosis CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Ebbersole, Hess, 1998).
1.      Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi.
2.      Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan factor penyebab.
3.      Buat laporan diskusi kelompok dalam bentuk makalah.
JAWABAN
1.      Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi
A.    Pengertian Congestive Hearth Failure (CHF)
        CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark.
B.     Etiologi Congestive Hearth Failure (CHF)
Penyebab gagal jantung kongestif yaitu:
·         Kelainan otot jantung : Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degenerative.
·         Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark mipokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
·         Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) dapat meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya akanterjadi gagal jantung
·         Peradangan atau penyakit miokardium degenerative Kondisi ini berhubungan dengan CHF karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun
·         Faktor sistemik Meningkatnya laju metabolisme (misalnya demam,tirotoksikosis), hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkansuplai oksigen ke jantung. Asidosis (respiratorik atau metabolik) dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas jantung. Disritmia jantung yang dapat terjadi dengan sendirinya atau secara sekunder akibat gagal jantung menurunkan efisiensi keseluruhan fungsi jantung.
C.     Patofisiologi CHF
        CHF terjadi karena interaksi kompleks antara faktor-faktor yang memengaruhi kontraktilitas, after load, preload, atau fungsi lusitropik (fungsi relaksasi) jantung, dan respons neurohormonal dan hemodinamik yang diperlukan untuk menciptakan kompensasi sirkulasi. Meskipun konsekuensi hemodinamik gagal jantung berespons terhadap intervensi farmakologis standar, terdapat interaksi neurohormonal kritis yang efek gabungannya memperberat dan memperlama sindrom yang ada.

2.      Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan factor penyebab.
a.       Hipertensi
        Semakin tua, tekanan darah akan bertambah tinggi.  Prevalensi hipertensi pada orang-orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%. Hipertensi pada lansia sangat penting untuk diketahui karena patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda.  Pada pasien lansia, aspek diagnostik yang dilakukan harus lebih mengarah kepada hipertensi dan komplikasinya serta terhadap pengenalan berbagai penyakit komorbid pada orang itu karena penyakit komorbid sangat erat kaitannya dengan penatalaksanaan keseluruhan.
        Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, akibatnya beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi (pembesaran sesuatu alat akibat sel-selnya bertambah besar) ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung menjadi semakin terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis(dengan timbunan zat lemak di dlm dan di bawah lapisan intima dinding pembuluh nadi) koroner. Bila proses aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen miokardium berkurang.
b.      Penyakit katup jantung
        Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung atau diantara jantung dan arteri utama. Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya. Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung.
        Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan menyebabkan denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa darah secara efektif.
        Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-ototnya akan membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa bulan melakukan latihan beban. Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih kuat; tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung dan terjadilah gagal jantung
c.       Kardiomiopati
        Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan (congenital), hipertensi atau penyakit katup.1-7 Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit miokardium, atau otot jantung, ditandai dengan hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah dan berdenyut secara normal. kardiomiopati terjadi sebagai akibat komplikasi penyakit arteri koroner yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah ke otot jantung.
d.      Infark Miokard
        Infark miokard mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran daerah koroner kurang (Smeltzer & Bare, 2000). Infark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu (Suyono, 2001).
Karena suplai darah yang tidak adekuat menyebabkan kekurangan darah dan oksigen pada seluruh tubuh dan jaringan. Oleh karena itu tubuh melakukan kompensasi dengan jantung untuk berdenyut lebih cepat untuk mengalirkan darah, Namun apabila jantung berdenyut secara cepat dengan terus-menerus maka akan mengakibatkan kelelahan pada otot jantung, sehingga jantung menjadi melemah dan mengakibatkan gagal jantung.

       



       





Tidak ada komentar:

Posting Komentar